Inovasi Ternate Kota Rempah dalam Workshop BEM FEB

Suasana jalannya workshop di Auditorium lantai empat FEB Unkhair. Rabu (6/11/2024). Foto: Suritno Tahmid S Rahman/LPM Aspirasi.

LPM Aspirasi-- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate buat workshop. Agenda itu digelar pada Rabu (6/11/2024) di Auditorium Lantai empat FEB Unkhair, Kampus II Gambesi, Ternate Selatan.  

Kegiatan yang berkolaborasi dengan komunitas Ternate Event Ideathon itu mengangkat tema "Gastronomi Movement". Hadir sebagai pembicara Muhammad Fatahudin Hadi, Presiden Mahasiswa Unkhair, Zandry Aldrin, Direktur Penguatan Jejaring ICCN, dan Laila Rahmadini Formal Point Ideathon.

Muhammad Fatahudin Hadi mengatakan fenomena yang terjadi sekarang di Unkhair mahasiswa mulai berinovasi. Penting sekali mahasiswa berinovasi, sebab itu, pengurus BEM punya satu misi besar. Misi itu yakni  untuk mengangkat peran mahasiswa sebagai agen perubahan. 

“Bicara soal agent perubahan bukan hanya literasi, diskusi, advokasi, atau implementasi aksi jalanan, tetapi juga harus meningkatkan inovasi kreativitas mahasiswa, dan itu harus didorong," jelasnya.

Maka itu internal BEM Universitas, kata Fatahudin akan mendorong kegiatan inovasi kreativitas ditingkat BEM Fakultas, sampai pada Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himapro) dilingkungan Universitas Khairun. 

“Nantinya kegiatan ini dibidangi kementrian ekonomi kreatif dan kementrian pendidikan dan budaya dari Badan Eksekutif Mahasiswa,” tandasnya.

Direktur Penguatan Jejaring ICCN, Zandry Aldrin menjelaskan mahasiswa perlu membangun jejaring dengan komunitas diluar kampus. Komunitas-komunitas yang aktif di luar kadang punya pengalaman dan cenderung kreatif. Ini bisa jadi solusi. 

“Ketika ada kegiatan, teman-teman bisa bekerjasama sehingga bisa berperan melibatkan teman-teman di kampus, bahkan pemerintah daerah dalam membuat kegiatan yang inovatif,” terangnya.

Sementara itu, Laila Rahmadini, menceritakan pengalamannya sebelum bergabung dengan Vokal Point. Dahulu kadang emosi sama pemerintah, sebab anak muda jarang dilibatkan dalam proses perencanaan kota.

Setelah bergabung kedalam komunitas, ia mulai sadar ternyata ada jalan lain selain demo yang bisa anak muda tempuh untuk lebih dekat dengan pemerintah. 

“Caranya dengan event-event seperti ini, mungkin di awal akan terlihat susah untuk kita masuk ke pemerintah karena pemerintah selalu identik dengan ekslusifikatnya dan selalu susah untuk di tanggapi," jelas dia.

Laila juga bilang kalau City Branding atau Brending Kota Ternate. Sejak tahun 2022 Kota Rempah sudah dihakikat dan sudah milik Kota Ternate.

Sehingga bagi dia, memperkuat city branding ini ada jalan yang bisa terbuka lebar untuk anak muda yang tidak lagi jadi aktor pendukung generasi tua. Melainkan anak muda bisa jadi aktor utama didalamnya.

"Caranya dengan jalur kolaborasi dengan pemerintah, bermitra, ide yang kalian punya akan di tampung dan dilaksanakan, dimasukkan dalam kalender event yang dilaksanakan seperti ini,” tutupnya.


Reporter Magang: Suritno S Rahman dan Wahyudi Hi. Abubakar

Editor: Susi H.


Bangsa

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama