Aksi Tolak Pemilu 2024 di Ternate Dipaksa Bubar

 

Massa Komite Aksi Jegal Pemilu Borjuis 2024 saat membacakan sikap di Banteng Oranje pada Minggu (11/2/2024) Foto: Sukriyanto Safar/ LPM Aspirasi.


LPM Aspirasi -- Komite Aksi Jegal Pemilu Borjuis 2024 di Kota Ternate batal menggelar demonstrasi pada Minggu (11/2/2024). Pasalnya, belum juga dimulai atribut aksi sudah dirampas pihak kepolisian berpakaian preman. Beberapa massa juga alami intimidasi.

Dalam pantauan, aksi rencananya digelar longmarch dari Dodoku Ali, jalan Tapak Raya I, Soa Sio, lalu ke depan pasar Barito, Gamalama, dan berakhir di taman Nukila, jalan Sultan Muhammad Iskandar Djabir, Ternate Tengah.

Massa gabungan organisasi mahasiswa dan rakyat ini awalnya ingin menggelar aksi pukul 13:00, namun didatangi pihak kepolisian dan mengambil atribut aksi. Mereka lalu berpindah ke depan pasar Barito, namun kembali atribut aksi dirampas dan massa dipaksa bubar.

Nando, Salah satu massa aksi mengatakan situasi tidak kondusif, sehingga memutuskan untuk tidak melanjutkan aksi. Pihak keamanan juga terlihat memprovokasi masyarakat untuk turut membubarkan aksi dengan alasan minggu tenang.

“Ada provokasi dari pihak keamanan kepada masyarakat untuk bubarkan aksi, alasannya ini minggu tenang jelang pemilu borjuis pada 14 Februari mendatang,” ujarnya.

Dia bilang, temannya digeledah, dan lainnya alami intimidasi, bahkan didorong saat hendak mempertahankan atribut aksi.

Pembubaran ini, bagi Nando, suatu kemunduran demokrasi yang semakin akut. Sudah sering aparat melakukan pembubaran, represif, bahkan dengan kekerasan terhadap gerakan rakyat. 

“Tindakan-tindakan itu terus berlanjut termaksud pembubaran paksa yang dilakukan oleh aparatur negara terhadap kami yang menggelar aksi siang tadi,” ungkap dia.

Pihak keamanan merampas atribut aksi (11/2/2023) Foto: Dokumentasi massa aksi.


Sikap Massa Aksi

Paska memutuskan tidak melanjutkan aksi, massa berjalan menuju benteng Oranje, Jalan Hasan Boesoeri, Gamalama untuk membacakan sikap.

Qalbe Abdulla, Koordinator aksi mengatakan kita seharusnya sadar tidak akan ada perubahan paska pemilu nanti. Sama seperti sebelumnya, pemilu kali ini juga jadi ajang pertarungan untuk memenangkan kepentingan borjuis. Tidak ada kepentingan rakyat atau hajat hidup orang banyak.

“Kita bisa ambil contoh pemilu dua kali kemarin yang dimenangkan Jokowi, setelah pemilu perubahan yang tampak hanyalah kemunduran demokrasi, dan ketimpangan yang semakin menakutkan. Tidak ada politik rakyat sama sekali,” terangnya.

Soal partai-partai yang mengusung calon presiden sendiri, menurut Qalbe, baik yang lama maupun baru tidak ada yang merepresentasikan kepentingan politik rakyat. Apalagi harapan menuntaskan perjuangan demokrasi, macam mengadili jendral pelanggaran HAM, menuntaskan reformasi TNI-Polri, hingga membuka keran demokrasi dan partisipasi rakyat seluas-luasnya.

“Karena kita bisa melihat pada jejak digital, partai-partai ini terlibat dalam pengesahan berbagai undang-undang yang mengancam kedaulatan rakyat, pelemahan KPK, dan sebagainnya,” tegasnya.

Terkait golput, Qalbe menilai, ia dan teman-temannya menyadari kalau abstain dan golput tidak cukup, melainkan rakyat harus membangun politik alternatif.

“Perubahan tidak turun dari langit, atau mengantungkan harapan pada elit yang mementingkan modal dengan segala cara, tanpa peduli nasib rakyat. Rakyat harus sadar untuk membangun partai alternatif untuk memperjuangkan hak-haknya,” tutup mahasiswa salah satu kampus itu.

Tuntutan

Aksi kali ini, massa Komite aksi Jegal Pemilu Borjuis 2024 punya beberapa tuntutan yang ingin disuarakan.

1. Revisi UU Pemilu yang tidak demokratis

2. Tangkap dan adili jenderal-jenderal pelanggaran HAM.

 3. Bangun alat politik alternatif.

 4. menolak partai politik borjuis yang menjadi kontestan pemilu 2024.

5. Wujudkan kesehatan gratis yang berkualitas.

6. Wujudkan pendidikan gratis, ilmiah, demokratis dan bervisi kerakyatan.

7. Buka ruang demokrasi seluas-luasnya bagi perjuangan rakyat Papua.


Reporter: Sukriyanto Safar

Editor: Susi H Bangsa


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama