BEM Pertanian Menyoal Masa Depan Pertanian di Maluku Utara

 

Suasana saat diskusi sedang berlangsung di Banvill Caffe, Jalan Siswa, Kelurahan Kampung Pisang, Kota Ternate. Pada Sabtu (30/9/2023). Foto: Hairul Rahmat/LPM Aspirasi.


LPM Aspirasi— Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian, Universitas Khairun (Unkhair) Ternate menggelar diskusi publik pada Sabtu (30/9/2023) di Banvill Caffe, Jalan Siswa, Kelurahan Kampung Pisang, Kota Ternate. Topik diskusi di akhir September itu "Dampak Pertambangan dan Masa Depan Pertanian di Maluku Utara".

Diskusi ini dimaksudkan untuk merespon dampak dari aktivitas industri eksratif, seperti dampak pertambangan yang makin mempersempit lahan pertanian. Eksploitasi lahan dan hutan secara besar-besaran dianggap merugikan petani. Hal ini disinyalir penyebab menurunnya minat orang untuk bertani.

Pemateri yang hadir dalam diskusi itu, Perwakilan Dinas Pertanian Maluku Utara, Sugeng Wiyono, Akademisi Unkhair, sekaligus wakil dekan III fakultas pertanian universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Aqshan S. Nurdin, dan menteri sosial politik BEM Unkhair, Risdian Kayang.

Aqshan S. Nurdin, mengatakan dengan adanya diskusi ini makin membuka pikiran bagi mahasiswa pertanian tentang pentingnya melihat pertanian dalam berbagai aspek. Dari hasil diskusi, sama-sama bisa memperjuangkan hak-hak petani yang semakin tergusur Karena konsesi pertambangan dan hasil dari proyek strategis nasional.

"Banyak kasus tentang pertanian, misalnya proses distribusi dan produktivitas pertanian yang tidak seimbang, masyarakat yang tidak mau bertani, dan rata-rata masyarakat yang bertani itu berkisar 50-an tahun ke atas," ungkapnya.

Sementara itu, Sugeng Wiyono menyampaikan persoalan lahan pertanian itu sudah ada,masalahnya tingkat SDM kita yang rendah. Di beberapa desa di Halmahera itu masih melakukan pengelolaan lahan pertanian dengan tenaga kasar, padahal sudah ada alat yang di siapkan oleh pihak dinas pertanian. Kurangnya petani milenial juga menjadi problem.

"Petani kita harus banyak di beri edukasi, karena kalau tidak maka kita akan ketinggalan zaman dengan petani-petani di daerah lain," tandasnya.

Risdian Kayang, perwakilan BEM bilang pemerintah kita itu melakukan sejumlah regulasi yang gunanya untuk kepentingan investasi di sektor pertambangan.

"Mereka gunakan banyak cara agar masyarakat kita bergeser menjadi tenaga produksi buruh dan meninggalkan pertanian, kalau begini terus, Maluku Utara akan mengalami krisis panganan," katanya.


Repoter: Hairul Rahmat

Editor: Susi H Bangsa

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama