Ternate Darurat Sampah, Urbanisasi Menjadi Faktor Utama

Suasana diskusi publik Ternate Membaca (Terbaca)  pada Rabu (12/4/2023). Sumber foto: Panitia Terbaca.


LPM Aspirasi--  Ternate Membaca (Terbaca) pekan literasi terbesar di Maluku Utara gelar diskusi bertajuk “Sampah, Manusia dan Kota,” pada Rabu (13/04/2023) di Benteng Orange, Ternate tengah.

Yahya Alhaddad, akademisi Universitas Muhammadiyah (UMMU) Maluku Utara, mengatakan hal dasar yang harus diperbaiki dalam mengatasi masalah sampah adalah perilaku dan kesadaran setiap manusia.

"Karena manusialah yang akan terus memproduksi sampah. Yang harus dijaga adalah perilaku dan nilai yang ada pada manusia," katanya.

Menurut Yahya alasan besar sampah menjadi masalah adalah karena kota Ternate memiliki urbanisasi penduduk yang banyak.

"Semakin banyak penduduk maka semakin banyak sampah yang hadir. Ketika manusia sadar dan menjadikan sampah sebagai musuh besar, maka masalah sampah akan selesai," lanjutnya.

Senada dengan itu, Mahmud Ichi, jurnalis lingkungan mengungkapkan, pengaruh banyaknya sampah di Ternate karena urban, lingkungan, transportasi. 

"Secara ruang, Ternate merupakan kota kecil, sehingga tidak mampu menampung masyarakat yang ada, akhirnya masyarakat urban tersebut tinggal hingga ke daerah pegunungan, karena sudah tidak ada ruang yang mampu menampung warga" ungkapnya.

Sementara itu Sjarif Tjan, kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate menjelaskan, timbunan sampah bisa mencapai 160 ton perhari, yang diangkut sebanyak 60 ton, artinya tersisa 100 ton. Faktor yang mempengaruhinya adalah kurangnya Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

"Jumlah TPS di Kota Ternate adalah 114 TPS dan itu tidak mampu menampung  sampah. Kita masih butuh 300 TPS lagi," tuturnya.

Ia juga menuturkan, Pemerintah Kota (Pemkot) sudah menyediakan regulasi yang serius soal penanganan masalah sampah di kota Ternate.

"Pemkot mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwali) Kegiatan 3R Bank Sampah, yaitu Recycle,Reuse, Reduce, Bank Sampah, ini instrumen independen yang kita (pemerintah) siapkan. Kedepannya, salah satu program utama pemerintah adalah industrialisasi pengolahan sampah berbasis partisipatif, yaitu pengolahan sampah berbasis komuniti," jelas Sjarif.

Sjarif juga mengajak masyarakat mengurangi gaya hidup agar bisa mengurangi sampah.

"Meminimalisasikan gaya hidup juga termasuk cara ampuh mengurangi sampah, mari kita sama-sama melakukan kolaborasi," lanjutnya. 


Reporter: Nurdafni K. Hamisi

Editor: Susi H. Bangsa



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama