Anak-Anak Menonton Demonstrasi di Kantor Wali Kota Ternate

 

Anak-anak yang sedang menonton masa aksi berdemonstrasi di Pos Polisi Lalu Lintas Polres Ternate, Lank Mark, Ternate Selatan, Maluku Utara. Senin, (18/4/2022). Foto: Rajuan Jumat/LPM Aspirasi


Ratusan meter kawat duri dibentangkan di sepanjang areal Kantor Wali Kota Ternate sejak 17 April malam. Kawat duri di pasang sebagai pembatas untuk menghadang ratusan mahasiswa yang turun ke jalan memprotes kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pada Senin (18/4/2022).

Aksi yang diwarnai dengan bakar ban, asapnya membubung ke udara. Di tengah aksi yang sedang berlangsung itu, sejumlah anak dari usia 10 hingga 12 tahun mendatangi areal demonstrasi dengan alasan menonton.  Mereka datang bersama koleganya sembari menyaksikan aksi yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Ternate.

Beberapa anak ini berdatangan dari Kelurahan Tanah Raja, Ternate Tengah, bersebelahan dengan kantor Wali Kota.

Menurut Hairul dan kedua kawannya yang baru berusia 10 tahun, mereka ke lokasi aksi untuk menonton demonstrasi. Sebagaimana yang ia ungkapkan saat ditemui “Tong kamari nonton demo. Demo kase turung harga minya. Minyak kalapa dan minya tanah,” celetuk Hairul.

 

Anak-anak yang sedang menonton masa aksi berdemonstrasi di areal Lank Mark, Ternate Selatan, Maluku Utara. Senin, (18/4/2022). Foto: Rajuan Jumat/LPM Aspirasi

Di lain sisi, Lehan dan kawan-kawan yang duduk di Pos Polisi Lalu Lintas Polres Ternate di areal Lank Mark, mengatakan “Tong kamari nonton demo kase turung harga BBM,” ucap Lehan dengan semangat. 

Mereka pun mengaku kalau sudah berulang kali menonton demonstrasi di depan Kantor Wali Kota Ternate.

“Yang asek dari demo tu saat baku serang. Polisi baku serang deng mahasiswa,” lanjut Lehan mengakhiri pembicaraan.

“Itu di sana dong so baku lempar. Mari tong Lia” sambung teman-teman Lehan sambil melompat dari teras Pos Polisi yang tingginya sebahu ukuran orang dewasa.

Selepas Lehan dan kawan-kawan beranjak dari Pos Polisi, kekalutan pun terjadi. Mahasiswa berhamburan, berlarian selamatkan diri dari kejaran polisi. Sedangkan mereka berlarian menuju ke rumah masing-masing sekitar pukul 17.30 WIT.


Reporter: Rajuan Jumat

Editor: Susi H. Bangsa

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama