Gerakan Rakyat untuk Kemerdekaan Palestina Menyerukan Solusi Satu Negara Palestina

 

Massa aksi Gerakan Rakyat untuk Kemerdekaan Palestina, Ternate (19/11/2023) Foto: Dokumentasi GRKP

LPM Aspirasi -- Invasi militer Zionis Israel terhadap Palestina memicu gelombang demostrasi diberbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Gerakan Rakyat untuk Kemerdekaan Palestina turut menggelar aksi serentak nasional di berbagai daerah, termasuk di Kota Ternate pada Minggu (19/11/2023). Mahasiswa dari berbagai kampus ini menyerukan kemerdekaan Palestina.

Aksi ini mengambil rute dari depan Pasar Barito, Gamalama, dan berakhir di taman Nukila, Jalan Pahlawan Revolusi, Muhajirin, Ternate Tengah. Massa membentangkan spanduk bertuliskan “Solusi Satu Negara, Palestina Merdeka”. 

Free, free, free Palestine. Free, free, free Palestine,” teriak seorang orator yang di ikuti secara bersamaan oleh massa aksi.

Anton Trisno, Koordinator lapangan mengatakan masalah Palestina kembali mengambil perhatian kaum revolusioner di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Masalah kebangsaan yang sedang dihadapi oleh Palestina telah terjadi selama 75 tahun, dimulai setelah berdirinya negara zionis Israel tahun 1948, yang kemudian melakukan invasi militer secara besar-besaran. 

Padahal kata dia, PBB sebenarnya telah memiliki mandat atas wilayah Palestina setelah Inggris Raya menyerahkannya lewat Resolusi 181 (II) tahun 1947, sebelum Palestina diberikan kemerdekaan dan mendirikan negara sendiri. 

“Namun, hal tersebut tidak menghentikan zionis Israel untuk melancarkan perang pendudukan yang terkenal brutal dan tidak manusiawi,” ucap Anton.

Perang pendudukan zionis Israel atas wilayah-wilayah Palestina menyebabkan terjadinya genosida, ekosida, dan politisida. Banyak rakyat Palestina yang menjadi korban selama perang pendudukan. Terjadi penghancuran lingkungan hidup, rumah pemukim, rumah sakit, gereja, mesjid dan perampasan tanah-tanah rakyat, hingga para pengungsi Palestina melakukan eksodus ke beberapa negara dan kota yang mereka anggap aman. 

Kata Anton, rakyat Palestina tidak hanya sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup dan tempat tinggal, tapi juga dibatasi untuk melakukan aktivitas politik, Ketika terbukti melakukan gerakan politik dan melawan setiap tindakan militer Israel, maka zionis Israel akan melakukan blokade secara ekonomi. 

“Memblokade bantuan air bersih, listrik, makanan, dan tim medis, bahkan membatasi kebebasan dalam mengembangkan aktivitas ekonomi sektoral di wilayah pendudukan,” ungkapnya.

Poster tuntutan massa aksi (19/11/2023) Foto:Dokumentasi Gerakan Rakyat untuk Kemerdekaan Palestina


Pembentukan organisasi Pembebasan Palestina dan Peran AS

Pembentukan Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organisation, PLO) tahun 1964 merupakan langkah dari kaum terdidik Palestina untuk melawan pendudukan zionis Israel. Mereka membangun gerakan bersenjata demi memerdekakan Palestina dari penjajahan. Namun, gerakan PLO tidak banyak memberikan efek secara politik terhadap zionis Israel, apa lagi memerdekakan Palestina. 

Ketika Intifada (pemberontakan rakyat) pertama pada Desember 1987 terjadi, ketika seluruh rakyat Palestina melakukan aksi-aksi blokade di wilayah-wilayah pendudukan, mengambil perhatian Israel dan negara-negara Timur Tengah dalam PBB. Intifada merupakan gerakan yang paling progresif dari PLO, karena berhasil menciptakan platform dan partai politik baru bagi gerakan rakyat Palestina demi mencapai kemerdekaan.

Anton bilang, Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang selalu menyokong pendanaan perang pendudukan dan operasi militer zionis Israel atas wilayah Palestina. 

“Sekarang, melalui pemerintahan Biden, AS sedang berusaha untuk meningkatkan bantuan secara besar-besaran terhadap zionis Israel (bersamaan dengan Ukraina), memohon pada kongres dan senat untuk mengeluarkan USD 3 miliar per tahun untuk persenjataan perang dan kekuatan militer,” terangnya.

Dalam selebaran, mereka menulis pendudukan zionis Israel atas wilayah Palestina didukung secara diplomatik oleh AS, Uni Eropa, dan Australia. 

Peran Amerika Serikat dalam menjadikan zionis Israel sebagai negara kapitalisme (bergerak dari ekonomi manufaktur dan pertanian tingkat bawah yang dilindungi menuju ekonomi yang beragam, dimotori oleh teknologi mutakhir) memberikan keuntungan yang sangat besar bagi AS sebagai negara imperialis dunia dalam merebut pasar di Timur Tengah. Hingga melahirkan kerja sama hubungan ekonomi dan komersial bilateral antara zionis Israel-AS, yang telah menandatangani perjanjian pada tahun 1975 dan 1985. 

Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF), negara zionis Israel menerima foreign direct investment (FDI) atau investasi asing langsung pada 2021 dari AS sebesar USD 51 miliar, yang jika menggunakan kurs rupiah saat ini setara dengan Rp793,3 triliun (kurs Rp15.556/1 USD).

“Mendukung pendudukan zionis Israel atas wilayah dan pemberangusan etnis (Arab) Palestina menjadi salah satu taktik AS untuk dapat memajukan perusahaan-perusahaan dan teknologinya, juga untuk memonopoli pasar di Timur Tengah,” ungkap Anton.

Dia bilang, terlepas dari Palestina merupakan wilayah strategis dari jalur perdagangan, sumber daya air yang tiada habis-habisnya bahkan di musim kering, serta minyak bumi jadi tujuan merebut wilayah Palestina. 

Dia melanjutkan, perang enam hari (5-10 Juni 1967) antara negara-negara Arab seperti; Turki, Yordania, Mesir, dan Suriah, melawan negara zionis Israel untuk memperebutkan sumber daya alam yang ada di Palestina, yang pada saat itu bernilai sangat tinggi di pasar. Akhirnya dimenangkan oleh negara Zionis Israel, menjadikannya sebagai hal yang harus dipertahankan dan dikuasai secara menyeluruh.

“Selama ini zionis Israel melakukan pendudukan, blokade terhadap Gaza berlangsung dengan sangat tidak manusiawi,” tandas Anton.

Militer zionis Israel, kata Anton, melakukan penyiksaan terhadap warga sipil, pemboman, penggerebekan pertanian, dan penahan tanpa persidangan terhadap 1.264 orang Palestina, 170 di antaranya anak-anak. Sedangkan jumlah tahanan politik sebanyak 7000 orang, 200 di antaranya anak-anak, dan 62 orang perempuan.

Sebelum penyerangan yang dilakukan Hammas terhadap zionis Israel pada 7 Oktober 2023, militer bersama pemukim ilegal Israel telah membunuh lebih dari 200 warga Palestina. Sejak penyerangan Hammas, militer zionis Israel telah membunuh 174 warga Palestina, 2.500 orang ditangkap dengan alasan memberangus gerakan Hammas di Tepi Barat dan Gaza. 

Untuk jumlah korban jiwa dari warga Palestina akibat serangan udara Israel setelah 5.000 roket Hammas dilancarkan hingga 10 November 2023, telah melampaui 11.000 orang, 4.400 lebih di antaranya adalah anak-anak, 2.900 orang lebih perempuan, dan 600 orang lebih dari lanjut usia. Sekitar 27.000 warga Palestina terluka dalam serangan udara zionis Israel, dan lebih dari 3.000 orang dilaporkan hilang.

Gerakan Rakyat untuk Kemerdekaan Palestina (19/11/2023) Dokumentasi: Massa aksi


Tuntutan Massa Aksi

Berangkat dari masalah yang ada, Anton dan teman-temannya yang tergabung dalam Front Gerakan Rakyat untuk Kemerdekaan Palestina, menyatakan:

1. Mendukung kemerdekaan Palestina sepenuhnya.

2. Mendukung sepenuhnya hak rakyat Palestina untuk melawan penindasan.

3.Mendukung hak rakyat Palestina untuk kembali ke tanah mereka.

4. Hentikan seluruh agresi serta serangan zionis Israel ke Gaza dan Tepi Barat.

5. Hentikan blokade, penangkapan, dan pemenjaraan terhadap rakyat Palestina.

6. Bebaskan seluruh tahanan politik Palestina.

Mereka juga mendesak Pemerintah Republik Indonesia, agar:

1. Putuskan semua jaringan diplomasi, ekonomi, dan politik tidak langsung, dengan zionis Israel maupun badan-badan zionis!

2. Nyatakan dukungan terhadap One State Solution: Palestina Demokratik, Adil dan Merdeka dengan dihapuskannya negara zionis Israel!


Reporter: Susi H Bangsa

Editor: Darman Lasaidi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama