Aksi Menyoal Kenaikan Harga BBM di Ternate Berakhir Ricuh, 36 Massa Aksi Ditangkap

Salah seorang massa aksi yang di tangkap pihak Kepolisan di Kantor Walikota Ternate, Senin (18/4/2022) Foto: Ningsi Umasangadji/LPM Aspirasi


LPM Aspirasi -- Demonstrasi tolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Ternate, Maluku Utara pada Senin (18/4/2022) berakhir Ricuh. sejumlah orang peserta aksi ditangkap dan ditahan di Polres Ternate.

Aksi kali ini, dilakukan di dua titik. Massa yang mengatasnamakan Komite Bergerak Bersama Masyarakat (BBM) menggelar aksi di jalan bandara Sultan Babullah, Kelurahan Akehuda, Kota Ternate. Sementara komite mahasiswa bersatu, di jalan Pahlawan Revolusi, Muhajrin, Kelurahan Gamalama, Kota Ternate. 

Aksi dimulai sekira pukul 09.00 WIT. Massa aksi dari Komite BBM melakukan longmarch ke arah bandara Sultan Babullah. Sementara massa dari Komite Mahasiswa Bersatu, memulai aksi dari arah selatan dan utara Kota Ternate. 

Pantauan aspirasipress.com, Selain massa dari berbagai organisasi intra kampus, ada massa mahasiswa dari organisasi ekstra kampus. Sekira pukul 16.00 WIT, kericuhan terjadi di jalan bandara. Baku lempar antara massa aksi dan pihak Kepolisian tak terhindarkan. 
Massa mahasiswa yang ditangkap mengalami luka di bagian dagu, di duga terkena pukulan aparat, Senin (18/4/2022) Foto: Darman Lasaidi/ LPM Aspirasi


Sementara, sekira pukul 17.30 WIT, di depan kantor walikota mulai memanas. Lemparan batu memicuh kericuhan. Massa berlarian ke berbagai arah. Polisi mengerahkan wather cannon untuk membubarkan pendemo, serta menembakan gas air mata. 

Massa Direpresif 

Paska kericuhan, sejumlah massa aksi ditangkap dan dibawa ke Kantor Kepolisian Resort Kota Ternate. Tercatat setidaknya ada 36 orang yang ditahan. 14 massa dari aliansi Komite Bergerak Bersama Rakyat (BBM), dan 22 orang dari Komite Mahasiswa Bersatu. Beberapa massa aksi yang ditangkap terpantau mengalami luka dan memar. 

Selain itu, beberapa massa aksi mengalami luka-luka akibat terjatuh saat lari mengamankan diri. Salah satu massa aksi yang tak ingin disebutkan namanya, mengatakan ia dipukul dan bahkan ditarik hingga terjatuh. 
Potret luka salah satu massa aksi (Tak ingin namanya disebutkan) yang terjatuh, Senin (18/4/2022) Foto: Darman Lasaidi/LPM Aspirasi


"Baju saya ditarik hingga terlepas dari badan, saat itu saya langsung melarikan diri tanpa baju," ujarnya. 

Wati, massa aksi perempuan pun tak luput dari aksi kekerasan. Dia dipukul sebanyak dua kali saat hendak turun dari mobil komando (mokom).

"Saya dipukul dua kali pakai pentongan dan mau di tangkap, tapi ada massa yang membantu, jadi saya bisa melarikan diri," tandas Wati.

Reporter: Darman Lasaidi
Editor: Susi H Bangsa

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama