Ilustrasi/bersatoe.com |
I. Sabda Kenangan Air Mata
Ketika cahaya kedamaian menyelimuti harmoni,
di antara rerumputan memanggil embun
seakan terpatri dalam kenangan
tentang pedih memutar arloji
Sedangkan kata-kata masih asik bermain
diantara harapan yang menjelma duri
dan doa bukan hanya menyelip sepi
tapi menuju ke gorong-gorong nurani
agar kita tetap hidup dalam kesuburan cinta
Namun semuanya hilang ketika awan hitam berselimut
kemudian penyembahan keburukan dengan jubah kebaikan
"sabdanya"
Apa yang dilakukan hanyalah dongen
seperti hujan duka membanjiri luka.
Ternate 19 januari 2020
II. Isabela
Hembusan angin bernafas di lereng-lereng bukit
mengetuk pintu hutan dan kicawan burung alam
melekat dengan jiwa surgawi
Isabela
terhempas Kabut hitam
melontarkan api membakar
kesuburan hanyalah bising bermisi Rupiah
tinggallah perih kegersangan
Isabela
gelombang laut datang berkiprah
perlawanan bukan penghiyanatan
kebaikan Risallah para petua
jika konsukuesi bertumbalkan darah
nyawa di persembahkan untuk tanah yang berderai duka.
Ternate, 20 Januari 2020
III. Azzahra
Detak jiwa berhenti sejenak
kata-kata kau sulam menjadi asmanihim
bait demi Bait kau rangkum menjadi narasi
indahnya alunan berpadu dalam prasa
menjadikan lentera Qolbi kedip terang
Azzahra
siklus intuisi rancu akan ketidak pastian
bersembunyi pada gorong-gorong gelap
sahdunya imajinasi saat desiran kenangan
bermain di alam harapan
Azzahra
cahaya gelap ketika dusta bertahta
kau sulap karsa jadi luka
titisan frustasi di jendela jiwa
berpanglima nafsu merusak cita
maka jadikan panji perjuangan berkuasa.
Ternate 20 januari 2020
Karya Erwin Abd fatah