Kuliner Tradisional RM Popeda Ci Yati ini Dikunjungi Mahasiswa THP Unkhair

Foto bersama mahasiswa dengan pekerja di RM. Popeda Ci Yati (foto/istimewa)

LPMKULTURA.COM
- Sebanyak tujuh mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Teknologi Hasil Pertanian (THP) Fakultas Pertanian Universitas Khairun (Unkhair) kunjungi Rumah Makan "Popeda Ci Yati", di Kelurahan Kampung Makasar, Ternate Tengah, Rabu, 16 Januari 2020 lalu.

Ketujuh mahasiswa ini menggali hasil pangan tradisional yang jadi menu khas masyarakat Maluku Utara di mata kuliah "Teknologi Pangan Tradisional". Terutama di rumah makan yang dikelola dengan menghadirkan masakan-masakan lokal. 

Kelompok mahasiswa semester 5 dan 7 ini diantaranya, Syaifillah Abubakar, Weny Rahayu, Rahayu Muhamad, Mentari Ariska Dano, Irawati Usman, Ardian T. Rahim dan M. Bazar yusuf.

Di rumah makan itu, mereka mewawancarai pekerja rumah makan, salah satunya Lilis. Lilis menceritakan banyak hal. Disitu, terdapat sejumlah kuliner, seperti popeda, nasi, pisang, singkong, ubi jalar (biasa disebut batatas). Ada dua jenis papeda, misalnya papeda berwarna putih itu terbuat dari olahan singkong dan papeda yang terbuat dari batang tepung sagu.

Aroma di ruang rumah makan ini bisa dipastikan membuat pengujung terbuai. Kuah yang biasa disantap dengan papeda pun beragam. Ada kuah ikan yang biasa warga Ternate sebut kuah soru, kuah rebus dan kuah kuning. 

Pun ikan. Ada ikan goreng, ikan direbus juga ada gohu. Gohu ini ikan mentah yang dipotong kecil-kecil lalu di aduk dengan rempah-rempah. Kalau ikan, kata Lilis, langsung belanja di pasar, bukan berlanggan. 

Menutut Lilis harga makanan di sini sangat ekonomis. Cuman 30 ribu rupiah per/porsi. Itupun hanya membayar ikan dan pengunjung bisa menikmati banyak makanan lain sekali saji.

Rumah makan ini banyak diminati. Pengunjungnya pun tidak hanya dari warga Ternate, namun di luar dari daerah Moloku Kie Raha juga datang.

Pekerja di rumah makan juga memumpuni untuk melayani pengunjung selama 24 jam. Ada sepuluh orang, satu diantaranya laki-laki. Dia ditugaskan untuk memotong ikan yang tersedia untuk di masak. Sementara sembilan lainnya ialah perempuan dengan keahlian memasak tersendiri.

Pendapatan per/hari berisar 5-6 juta lebih. "Itu pun tergantung dari pengunjung yang ada," tambah Lilis. Hingga saat ini, kata Lilis, tidak ada kendala sama sekali di rumah makan, semua berjalan lancar.

Sebelumnya, RM ini pernah berpindah-pindah namun sekarang telah menetap di kampong makasar Kota Ternate Tengah.

Reporter: Nursin
Editor: Ajun 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama