KPR Maluku Utara saat melakukan orasi di pelataran Perpustakaan Unkhair. Senin (18/11/2024). Foto: Gerrard Montolalu/ LPM Aspirasi. |
LPM Aspirasi -- Kesatuan Perjuangan Rakyat (KPR) Maluku Utara (Malut) melakukan aksi pada, Senin (18/11/2024). Mereka bentangkan spanduk bertuliskan “Saatnya Rakyat Bangun Partainya Sendiri” di Pelataran Perpustakaan Kampus ll Gambesi, Ternate Selatan.
Massa menilai saat ini tidak ada partai politik yang benar-benar memiliki keberpihakan kepada rakyat. Sebab banyak partai politik yang ada di Indonesia tidak ada yang lahir dari rakyat atau membela persoalan-persoalan rakyat.
Wingka, Koordinator aksi mengatakan rakyat tidak bisa lagi menitipkan nasibnya pada partai politik borjuis yang ada. Dari berbagai masalah yang di hadapi rakyat justru lahir dari kebijakan 'petugas partai' di Senayan, karena partai-partai saat ini telah didikte oleh Kapitalisme-Neoliberalisme.
“Sehingga mereka yang berkuasa dalam sistem ini menggunakan kekuasaannya hanya untuk mendapatkan keuntungan. Tak hanya itu, kelas yang berkuasa akan melakukan berbagai cara untuk mempertahankan dominasi kelasnya,” ungkap Wingka.
Menurut dia, mengharapkan kesejateraan pada rezim kapitalistik yang naik melalui partai politik borjuis seperti mimpi pada siang bolong. Rasanya tidak ada gunanya.
“Rakyat tidak boleh menitipkan nasib pada partai borjuis. Harus bangun partai sendiri yang dikontrol langsung oleh mereka, karena hanya rakyatlah yang bisa dapat mengubah nasibnya sendiri,” terangnya.
Iyan, seorang massa aksi bilang, kegagalan-kegagalan gerakan rakyat selama ini karena tidak menggunakan kendaraan politik yang lahir dari konsolidasi-konsolidasi mahasiswa di kampus, pendidikan politik di desa-desa dan sekolah politik di pabrik-pabrik.
“Rakyat seharusnya sadar dengan situasi objektif sehingga mendapat jalan keluar untuk terbebas dari ketertindasan yang ada,” tegas Iyan.
Dia berujar kalau perjuangan rakyat tidak boleh sekadar persoalan ekonomis dan perjuangan normatif. Perjuangan rakyat harus lebih jauh dari itu.
Rakyat harus berjuang secara politik, sebab kemenangan politik bisa menentukan ekonomi dan normatif rakyat. Hal ini bisa dicapai hanya melalui konsolidasi persatuan nasional yang mempunyai perspektif yang sama.
“Perjuangan rakyat harus dimobilisasi dan lahir atas dasar kehendak rakyat yang sadar atas promblem ekonomi politik yang timpang,” tutupnya.
Reporter Magang: Brooklyn Gerrard Juanfran Montolalu
Editor: Susi H. Bangsa