Dinilai Hadirkan Bencana Ekologi, Warga Maba Sangaji blokade Tongkang PT Antam

Massa aksi blokade tongkang PT Antam pada Senin (29/5/2023). Foto: Sumu Bibil Collective.


LPM Aspirasi -- Warga Maba Sangaji, Halmahera Timur melakukan aksi blokade kapal Tongkang milik PT Aneka Tambang (Antam) pada Senin (29/05/2023) di perairan Halmahera Timur, Maluku Utara. 

Aksi yang bertajuk “Pangan Bukan Tambang, Tambang harus Tumbang,” digelar oleh gabungan dari petani, nelayan, mahasiswa, pelajar dan pemuda Sumu Bibil Collective. Aksi ini juga sekaligus memperingati Hari Anti Tambang.

Torgan, salah satu massa aksi mengatakan, Saat ini bencana ekologi sudah menjadi bagian dari keseharian. Banjir, tanah longsor, pencemaran air, dan limbah sering kita jumpai di era industrialisasi sekarang ini.

"Tentu saja dari sejumlah peristiwa ekologi ini kita sudah banyak kehilangan sumber daya alam, yang menjadi penopang kehidupan manusia dan sekaligus sebagai penyeimbang ekosistem makhluk hidup,” ujarnya.

Torgan menilai, maraknya bencana ekologi di Haltim saat ini, tidak terlepas dari buruknya tata kelola lingkungan hidup yang cenderung memanfaatkan sumber daya alam. Di sisi lain tidak adanya pemulihan lingkungan secara tepat dan berkelanjutan. 

“Aksi ini sebagai bentuk protes kepada pemeritah yang cara pandang dan konsep pembangunan hari ini telah melahirkan perilaku yang eksploitatif dan tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungannya,” tegas pemuda sumu bibil Collective itu

Torgan dan teman-temannya juga menyerukan kepada seluruh rakyat Halmahera Timur untuk terus membangun solidaritas kekuatan rakyat. Perlu juga menolak semua ekpansi ektraksi pertambangan yang merampas tanah rakyat.

Tuntutan aksi masyarakat Maba Sangaji, diantaranya:

1. Stop perampasan ruang hidup orang Maba. 

2. Stop kriminalisasi masyarakat adat.

3. Bebaskan dua masyarakat adat Tukur-tukur dan dua masyarakat adat Minamin.

4. Cabut semua izin pertambangan di Halmahera Timur.

5. Stop perampasan tanah rakyat dan masyarakat adat.


Reporter: Yulinar Sapsuha

Editor: Darman Lasaidi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama