Aksi Mendesak Dikbud: Segera Tangani Kekurangan Guru di Moti

Aksi HPPMK di depan Dikbud Malut, (2/03/2022) Foto: Massa Aksi.


LPM Aspirasi - Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Moti Kota (HPMMK) menggelar aksi di depan kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Maluku Utara pada Senin (2/03/2022). Mereka jauh-jauh ke Sofifi, Kecamatan Oba Utara untuk mendesak Dikbud agar permasalahan kekurangan guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9 Kota Ternate segera diselesaikan.

Pasalnya terdapat enam mata pelajaran yang tidak memiliki tenaga pendidik di sekolah yang berada di Kelurahan Moti Kota, Kecamatan Moti, Kota Ternate, diantaranya: Teknik Komputer (Tikom), Seni Budaya, Ekonomi, Sejarah, Prakarya dan Biologi. Apalagi dalam waktu dekat siswa kelas tiga akan menghadapi ujian sekolah.

Isnain Hamim, Koordinator Lapangan menuturkan persoalan kekurangan guru di SMA Negeri 9 Kota Ternate sudah berlangsung sejak lama, namun Dikbud Malut terkesannya tidak berupaya mengatasi persoalan tersebut. 

Menurutnya, sikap itu bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 yang menegaskan jika terjadi kekosongan guru, maka pemerintah atau pemerintah daerah wajib menyediakan guru pengganti untuk menjamin keberlanjutan proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang bersangkutan. Namun hal itu tidak terjadi di Moti.

Mahasiswa yang akrab di sapa Nain itu,  menegaskan mutasi guru di Kecamatan Moti harus betul-betul diperhatikan secara serius oleh dinas. Alasannya guru yang di tempatkan ke kecamatan terluar itu sering kali lalai menjalankan tugas. 

"Kami meminta dinas pendidikan betul-betul harus ada pengawasan mutasi guru ke SMA Negeri 9 Kota Ternate," terang Nain.

Selain itu, para demonstran itu juga meminta Dikbud Provinsi Malut agar segera mengevaluasi kinerja kepala sekolah (Kepsek). Mereka menilai kepsek gagal membawa SMA N 9 Kota Ternate keluar dari masalah kekurangan sarana prasarana pendidikan, terutama kekurangan guru selama masa kepemimpinannya.

Audiensi massa HPPMK dengan Kabid Kebudayaan dan Kabid Pembinaan SMA di Kantor Dikbud, Sofifi, Malut (02/03/2022) Foto: Massa Aksi.


Ajwan Ade, Kepala Bidang Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Utara mengatakan, kekurangan guru sudah menjadi masalah umum di Maluku Utara. Sehingga yang terjadi di Moti Kota juga terjadi di beberapa sekolah.

Menurutnya, kepala sekolah tidak harus menunggu guru dari dinas. Hal itu karena menunggu dengan regulasi, harus tes dan lain sebagainya, semetara di sekolah tiap harinya harus ada proses belajar.

"Makanya itu pintar-pintar kepala sekolah, apapun permasalahannya kalau jadi pimpinan harus bertanggung jawab."

Ajwan akan mengonfirmasi ke kepala sekolah untuk memastikan terkait kebenaran kekurangan guru. Hal itu untuk mengindentifikasi mata pelajaran mana yang tak memiliki guru. 

"Kalau ada kekurangan guru, kekurangannya dimana, karena kalau kita mau copot guru untuk dipindahkan kesana kita harus tahu kekurangannya."

Apabila hasil identifikasi dan menemukan kelebihan guru di sekolah-sekolah seputaran Moti, maka akan dimutasi ke SMA 9. "Yang lebih bisa saja dipindahkan, atau bisa juga change kalau dia kekurangan jam, misalnya di SMA 7, dia bisa isi di SMA 9." terang Ajwan.

Kalau masih terjadi kekurangan setelah ada perpindahan, dia meminta kepala sekolah untuk tidak berdiam diri, melainkan melakukan sesuatu. Ajwan yakin Moti tidak kekurangan sumber daya manusia terutama di dunia pendidikan. Sehingga menurutnya, kepala sekolah berkewajiban mencari, dan memberdayakan untuk menjadi guru di sekolahnya. 

Sementara, Rita A.R Basrah, Kepala Sekolah SMA Negri 9 Kota Ternate, saat dihubungi via WA membenarkan kekurangan guru di sekolah yang ia pimpin. Diantaranya guru Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Seni Budaya, Prakarya dan Biologi. 

Rita mengklaim tiap tahun telah memasukan data guru yang aktif maupun tidak, namun hal itu tidak diakomodir. Bahkan guru yang mengajar aktif di SMA Negri 9 pun dipindahkan, seperti guru kimia, dan biologi.

"Untuk kimia tinggal yang honor saja, sedangkan yang biologi ada dua orang, mereka suami istri, keduanya pindahkan di waktu yang bersamaan, padahal yang mengajukan pindah hanya suaminya, ternyata keduanya sekalian yg pindah."

Karena itu, Rita berharap kelebihan guru yang ada di Ternate untuk dimutasikan ke SMA Negeri 9, agar bisa terpenuhi. Pasalnya sekolahnya akan segera menghadapi ujian sekolah.


Reporter: Darman Lasaidi

Editor: Susi H. Bangsa

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama