Kasus Kekerasan Senior di Kampus UMMU Belum Berakhir

Foto: Tangkapan layar video yang beredar di media sosial

LPM aspirasi -- Video kekerasan yang dilakukan mahasiswa viral di media sosial. Pemukulan itu terjadi di lingkungan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) pada Senin [24/01/2022] lalu.

Belakangan diketahui pelaku pemukulan bernama Andre Tuheitu, mahasiswa smester lima Program Studi Teknik Sipil UMMU. Dalam video berdurasi tujuh detik itu, memperlihatkan Andre melakukan tamparan kepada juniornya yang diketahu bernama Hasbullah Syarif, mahasiswa smester satu. 

Andre sendiri telah menandatangani surat pernyataan permohonan maaf kepada korban pada Rabu [26/01/2022] kemarin. Ia juga meminta maaf kepada universitas karena telah mencemarkan nama baik kampus. Bahkan mengaku siap menerima sanksi jika diberikan universitas.

Usai pernyataan itu, Andre mengungkapkan kekerasan seperti itu sudah menjadi tradisi di Fakultas Teknik UMMU, namun baru kali ini terekam dan viral di media sosial.

"Saya tampar itu koordinator angkatan, tanpa sengaja ada yang video, dan kekerasan seperti ini sudah jadi tradisi atau budaya."

Berbuntut Panjang

Paska penandatanganan permohonan maaf yang dilakukan Andre dihadapan sivitas akademik Universitas Muhammadiyah Malut itu, tidak serta-merta menyelesaikan persoalan. Pasalnya, keluarga korban akan membawa perkara ini ke ranah hukum.

Hal itu diungkapkan oleh perwakilan keluarga korban, M Guntur Cobobi. dilansir tandaseru.com, ia mengatakan penyelesaian masalah secara internal yang dilakukan UMMU dalam kasus tersebut tidak memberikan penyelesaian [berkeadilan] terhadap korban. 

Menurutnya, upaya penyelesaian kasus secara internal dengan pernyataan yang dilakukan pelaku kepada korban merupakan langkah sepihak. Apalagi korban masih semester satu, sehingga mudah di doktrin,  belum tahu apa-apa terhadap kekerasan yang menimpanya, dan sedang dalam keadaan terkondisikan.

"Seharusnya kampus berusaha menghubungi keluarga, bukan malah keluarga korban yang cari tahu perkembangan penyelesaiannya," ungkap Guntur, Rabu (26/1).

Padahal, kata dia, keluarga korban sudah menunggu inisiatif dari kampus jika masalah tersebut diselesaikan, dengan catatan penyelesaian tersebut harus sesuai dengan prinsip dan semangat menghapus cara-cara kekerasan di ruang akademik.

Tak sekadar itu, Guntur menyayangkan pembenaran tindakan itu sebagai budaya di lingkungan Fakultas Teknik. Baginya jika tindakan tersebut adalah budaya dan tradisi, maka sangat bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat akademis.

Keluarga korban juga menyayangkan sikap universitas yang tidak memberikan sanksi akademik kepada pelaku, sehingga mereka akan melakukan pelaporan jika sanksi akademik dan permintaan maaf secara terbuka tidak dilakukan. 

"Keluarga korban juga akan melakukan pelaporan ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek Dikti [Kemendikbudristek] sebab penyelesaian internal yang dicapai oleh pihak kampus cenderung 'melindungi' pelaku dan kroni-kroninya," terang Guntur.


Editor: Darman

1 Komentar

  1. Casino Site - Find the Best Online Casinos in the USA
    and online casinos in the USA. Find your favourite casino site and take 인카지노 advantage of promotions and bonuses 메리트카지노 on our list of trusted online choegocasino casinos in

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama