Forsas Malut Gelar Pelatihan Tingkatkan Kemampuan Menulis dan Advokasi

Foto bersama peserta pelatihan dan pemateri, Gedung Pramuka, Kelurahan Gambesi. Sabtu [22/01/2022] Foto: Ajim Umar


LPM Aspirasi -- Forum Studi Anak Sastra (Forsas) Maluku Utara (Malut) menggelar pelatihan advokasi dan jurnalistik, pada Sabtu dan Minggu [22-23/01/2022] di Asrama Pramuka, Kelurahan Gambesi, Kota Ternate.  Pelatihan ini bertajuk “Aktualisasi Identitas Mahasiswa Sebagai Insan Cendikia dengan Spirit Jurnalistik dan Jiwa Advokasi”.

Peserta dari kegiatan ini merupakan kader Forsas dan juga terdapat beberapa peserta dari luar forum studi itu. Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam advokasi dan jurnalistik, serta pikiran kritis mahasiswa dapat dituangkan dalam karya jurnalistik.

Alwensi, kordinator Forsas mengatakan minat dan bakat mahasiswa dalam bidang advokasi, dan jurnalistik masih minim, sehingga Forsas Malut berinsiatif untuk membuat kegiatan ini. 

"Saya berharap, agenda yang kami selenggarakan bermanfaat bagi kita semua dan memberikan gambaran tentang upaya advokasi dan menulis yang baik,” ujar mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya itu.

Dalam pelatihan ini diisi oleh tiga pemateri yang berkompeten, dan telah lama bergelut di dunia jurnalistik, seperti Helmi Alhadar [Mantan Jurnalis dan akademisi UMMU], Faris Bobero [CEO Jala Malut] dan Rajif Duchlun [Wartawan Cermat].

Narasumber pertama, Helmi Alhadar memaparkan materi dasar-dasar Jurnalistik. Dia berkata seorang jurnalis harus bertanggungjawab terhadap tulisannya sendiri. Karena itu data dan fakta menjadi hal paling penting dalam menulis suatu informasi. 

"Pada abad ke-19, jurnalisme sudah sangat ideal, namun jurnalisme pada era postrurth [paska kebenaran] merupakan jurnalisme yang sudah hilang nilai-nilainya, hingga realitas sudah begitu kabur," ungkap dosen Universitas Muhammadiyah Maluku Utara itu.

“Saya, terserah mau diambil dari mana, yang terpenting adalah tulisan tersebut masih tetap indah, konsep kita mau diambil dari sudut mana saja boleh, asalkan tulisan kita jangan serampangan, saya tidak mau teman-teman terlalu berpikir terkonsep yang ujung-ujungnya akan kaku,” ungkap Faris Bobero saat mengisi materi teknik reportase dan liputan.

Kegiatan Pelatihan Advokasi dan Jurnalistik, Gedung Pramuka, Kelurahan Gambesi. Minggu [23/01/2022] Foto: Ajim Umar


Faris bilang, terkadang orang-orang berpikir bahwa buku bagus adalah buku yang sulit dimengerti, akhirnya dibaca berulang kali tapi tetap tak dipahami, inilah yang kemudian dia takutkan.

Sementara dalam pelaksanaan hari kedua, Rajif Duchlun mengisi pengantar feature. Kata dia, Feature news merupakan karangan khas, menarik, ringan, juga berbasis fakta.

Hal-hal pokok, menurut Rajif dalam menulis feature adalah ide, sementara senjata bagi seorang penulis adalah kepekaan. "Ketika datang ke suatu tempat, posisikan diri kalian sebagai pelancong, agar selalu mencari tahu, misalnya dalam melihat masyarakat Loloda Kahatola sebagai cerminan desa yang miris, dibalik indahnya pariwisata air terjun yang selalu dipamerkan."

Selain itu, diperlukan angle atau sudut pandang dalam menulis berita. Seorang penulis feature harus mampu memadukan berita dan opini, dengan gaya bercerita yang mengandung unsur menyentuh (human interest) serta gaya bahasa yang indah (sastrawi) saat menulis sosok atau biografi seseorang, menulis sejarah, dan juga menulis perjalanan.

Rajif juga menjelaskan terkait teknik wawancara, dari bagaimana seorang jurnalis mewawancarai pejabat, hingga turun ke pasar untuk mewawancarai penjual. 

 Kata dia, hal utama yang diperdalam adalah membaca psikologi narasumber, lalu melakukan pendekatan-pendekatan, dan menghindari pertanyaan yang melahirkan jawaban iya dan tidak. "Pertanyaan seperti 'Apakah benar?' pada narasumber tertentu seperti pedagang kaki lima misalnya, jawaban yang keluar hanya Benar, atau Tidak, hingga tulisan menjadi tak berkembang."

Poin penting lainya yang dia tekankan adalah menentukan lead atau kepala berita, karena hal itu dapat menarik pembaca untuk menyelami tulisan. Mulai dari lead ringkasan, lead pertanyaan, lead bercerita, lead deskreptif, lead kutipan, dan lead ledakan.

Diakhir tiap materi, para narasumber diberi sertifikat sebagai bentuk apresiasi forum studi terhadap ketiga narasumber yang berkesempatan mengisi materi.


Reporter: Ajim Umar

Editor: Nurdafni K Hamisi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama