Deklarasi Tani Muda, Kelompok Mahasiswa Progresif yang “Menanam untuk Melawan”

Deklarasi Kelompok Tani Muda di Kastela pada Senin [6/12/2021]. Foto: Dokumentasi Tani Muda

LPM Aspirasi – Dalam rangka memperingati Hari Tanah Sedunia (Word Soil Day), perkumpulan sejumlah mahasiswa dari Universitas Khairun Ternate dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara mendeklarasikan Kelompok Tani Muda pada Senin [6/12/2021] di Kelurahan Kastela, Kecamatan Ternate Pulau.

Bagi mereka, deklarasi kelompok Tani Muda merupakan upaya untuk mengajak kaum muda agar mau terlibat langsung di dunia pertanian. Kelompok ini bertujuan untuk memperkuat arah perjuangan anak muda dalam mempertahankan tanah dan hak petani dari kerakusan penguasa.

Abdul Kadir Rifai, pengurus Tani Muda mengatakan, petani hari ini jarang mendapat sentuhan langsung dari pemangku kebijakan baik itu lokal maupun nasional. Apalagi masifnya perampasan tanah dan hak petani yang kerap kali disabotase, sehingga anak muda harus mengambil peran aktif.

"Apa lagi lahan pertanian mulai dialihfungsikan dengan pembangunan infrastruktur perkotaan dan perubahan sosial-ekonomi yang lebih mementikan industri ekstraktif sehingga lahan pertanian mulai tergerus," ungkap Rifai.

Warga Kastela menjadi contoh minimnya lahan pertanian bagi petani. Pasalnya, Rifai bilang petani tidak memiliki lahan garapan untuk bertani.

"Secara kepemilikan lahan mereka tidak punya, hanya milik orang lain yang diberikan kepada petani untuk di kelola,"  ujar Ketua BEM Fakultas Pertanian Unkhair itu.

Baginya tanah adalah ibu yang mampu menghidupi milyaran makhluk hidup, mulai dari mengalirnya air, tumbuhnya tanaman, tempat tumbuhnya anak anak hewan dan manusia, sehingga tanah tidak boleh ditukar begitu saja dengan investasi perusak tanah.

Rifai juga menyayangkan perkembangan pertanian di Maluku Utara yang mulai menurun. Selain faktor mengurangnya lahan garapan, juga masalah berkurangnya minat kaum muda terhadap aktivitas bercocok tanam.

“Saat ini kita hampir kehilangan generasi petani, pasalnya, minat anak-anak muda untuk bertani tidak ada. Indikatornya gengsi dan anggapan menjadi petani tidak akan menunjang kehidupan berkepanjangan.”

Data Kementerian Pertanian menyebut dari total jumlah penduduk, petani hanya 33 persen dan anak muda hanya 2 persen dari jumlah tersebut.

Dari presentase itu, Perkumpulan Tani Muda berharap tidak terjadi lagi perampasan tanah petani, diskriminasi terhadap petani, dan tidak ada lagi penggusuran tanah sebagai bagian dari merawat bumi.

Mereka juga menyatakan agar kesejahteraan petani dipenuhi, dan menyerukan untuk menjaga dan merawat tanah yang tersisah.

Dalam momentum Hari Tanah Sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 5 Desember, kelompok yang bergerak untuk penanaman tanaman holtikultura ini melakukan aksi penanaman 5.000 bibit di lahan petani.

Sebagai informasi, Hari Tanah Sedunia (World Soil Day) merupakan upaya Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) demi memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga tanah agar tetap sehat dan aman untuk pangan dengan visi memelihara seluruh makhluk di dalam tanah. Komunitas organisme hidup yang beragam ini yang menjaga tanah tetap sehat dan subur.


Reporter: Amran Tawari
Editor: Darman Lasaidi
Publisher: Rabul Sawal

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama