Gelar Bina Desa di Mamuya, Mahasiswa Sastra Inggris Unkhair Bikin Beragam Kegiatan

Sumber foto: Panitia Bina Desa Mamuya


Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sastra Inggris Universitas Khairun (Unkhair) Ternate melakukan program kerja Bina Desa di Desa Mamuya, Kecamatan Galela,  Kabupaten Halmahera Utara. 

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mengusung tema "Meremajakan Budaya serta Intelektual kepada Masyarakat Mamuya" kegiatan ini berlangsung selama lima hari, mulai dari Senin, 15 -19 Maret 2021.

Tim bina desa merupakan mahasiswa Sastra Inggris lintas angkatan (2018-2020) yang terdiri dari 44 mahasiswa, serta didampingi oleh  Sulmi Magfira yang mewakili Kepala Program Studi.

Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sastra Inggris, Nofia Endang Fatmiatun mengatakan Kegiatan bina desa yang dilaksanakan ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan pada periode kali ini selama HMJ Sastra Inggris di dirikan.

Pada kesempatan itu,  dosen pendamping,  Sulmi menjelaskan kegiatan ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengasah kemampuannya secara mandiri dari apa yang telah mereka pelajari di kampus. 

Para mahasiswa ini juga mampu untuk beradaptasi dengan masyarakat, mengenal lingkungan masyarakat, dan berusaha untuk menyelesaikan problem di lingkungan Masyarakat, serta bisa mempelajari hal baru yang tidak di dapat dalam lingkungan kampus.

Kata Sulmi, ada beberapa agenda seperti ‘Sasing Goes to School’ yang bertujuan untuk memperkenalkan kepada para siswa SMA dan SMK tentang jurusan Sastra Inggris. kedua, ‘penelitian Sastra Lisan’ yakni untuk meneliti sastra lisan yang ada pada masyarakat Mamuya. Ketiga, ‘Pantai Sastra’ yaitu agenda mengajar anak-anak dari usia SD sampai SMA dasar-dasar Bahasa Inggris.

Panitia bina desa juga melakukan Diskusi Publik tentang lingkungan hidup yang bertajuk “Hino Po Majarita Nang Lingkungan Hidup Po Jaga” (Mari kita bercerita tentang lingkungan hidup dan jaga)  yang fokusnya ke lingkungan hidup yang berada di Desa Mamuya.

Dialog Publik
Sumber foto: panitia


"Ada juga lomba yang diperuntukan untuk siswa-siswi yang masih SD, SMP dan SMA atau SMK seperti tebak gambar dalam bahasa Inggris untuk siswa-siswi SD sampai SMP, dan cerdas cermat, menulis cerpen untuk siswa siswi SMP dan SMA sederajat," terang Sulmi. 

Kegiatan penutup, diadakan pentas seni  dengan tema “Milenial  Produktif dengan Budaya yang Progresif” untuk menunjukan seni dan budaya serta keterampilan pada masyarakat Mamuya.

Lomba cerdas cermat
Sumber foto: panitia


Sulmi sangat mengapresiasi mahasiswanya karena mereka dapat membawa nilai dan energi positif yang bisa mereka jadikan sebagai panutan untuk masa depan.

Sebagai pendamping serta perwakilan Sastra Inggris, harapan Sulmi dan juga pihak desa sendiri ada masa depan, dalam artian ada kerja sama antara kampus dan Desa Mamuya, serta mungkin dari pihak kampus akan mendiskusikan terkait dengan apakah Desa Mamuya akan dijadikan desa binaan khusus untuk sastra lisan berdasarkan permintaan dari warga sendiri ataupun Sastra Inggris membuat desa binaan yang lain.

Kepala Desa Mamuya, Budiman Djoma mengapresiasi perihal kegiatan Bina Desa mahasiswa Sastra Inggris ini, terlebih pada mata lomba cerdas cermat yang dinilai sebagai bahan evaluasi kepada tiap-tiap pelajar yang ada di Mamuya, khususnya kepada kepala sekolah mereka sehingga kedepannya dapat mencerdaskan semua generasi muda di Desa Mamuya.

Lebih jauh disampaikan oleh kepala BPD Sahril Parasaja yang mengatakan di Mamuya dikenal dengan dua kawasan yang dibagi dengan kepercayaan masing-masing yaitu Islam dan Kristen yang membuat mereka jarang melakukan komunikasi secara langsung, sehingga, dengan diadakan dialog atau diskusi publik tersebut dapat membuat seluruh tokoh-tokoh pemuda-pemudi atau tokoh masyarakat dari dua kawasan ini dapat berkumpul untuk membahas langkah-langkah kedepannya dalam hal membangunkan desa Mamuya.

Ketua umum HMJ,  Nofia secara pribadi sangat mengapresiasi teman-teman panitia, juga pengurus yang telah bersusah payah dalam mengumpulkan dana melalui nobar, jualan dan lainnya untuk mentaktisi keberangkatan mereka ke Desa Mamuya.

"Meskipun kegiatan pertama tapi kami mendapat respon yang sangat baik dari Pemerintah desa, pemuda-pemudi, dan segenap lapisan masyarakat," tandasnya. 

Nofia ingin menekankan bahwa Sastra Inggris seharusnya sering-sering membuat kegiatan yang seperti ini, dalam artian bahwa mahasiswa tidak seharusnya dipatokkan untuk selalu stay di dalam kelas, membaca buku dan tidak melakukan apa-apa karena pada akhirnya mereka akan kembali ke masyarakat.


Reporter: Susi

Editor: Darman






Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama