Hingga Larut Malam, Ratusan Mahasiswa Masih Duduki Polres Ternate

Ratusan mahasiswa diemperan jalan depan Polres Ternate, malam Senin, (2/12/19). (lpmkultura/ajun)


LPMKULTURA.COM - Ratusan mahasiswa datangi Polres Ternate, pada Senin (2/12/19) malam ini. Mereka datang bersolidaritas terhadap 10 orang rekan mahasiswa yang diamankan di Polres Ternate.

Hingga Senin (3/12/19),  pukul 01.00 WIT malam terus berdatangan solidaritas mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Ternate.

Seorang mahasiswa disalah satu perguruan tinggi ternama di Malut, Muktamim Amin, yang baru tiba pada sekitar pukul 12.40 WIT, mengatakan kedatangan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap 10 rekan mahasiswa yang ditangkap.

"Kami bisa beda pendapat, beda ideologi, tapi kebebasan menyampaikan pendapat adalah hak asasi manusia yang telah diatur dalam UUD 1945," terangnya.

Dalam pantauan media ini, ratusan mahasiswa berhamburan diluar kantor Polres Ternate. Mereka duduk diemperan jalan sembari meminum kopi dan menghisap rokok. 

Juru Bicara Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP), Fandi Pomsa berharap ada kejelasan terkait 10 rekannya yang diamankan dan belum keluar hingga pukul 01.10 WIT ini.

Mahasiswa dari berbagai Univ. di Ternate duduk diemperan jalan dan depan kios menanti rekan-rekannya yang ditangkap (Lpmkultura/ajun)


"Belum jelas siapa saja yang didalam, tapi kami yakin seluruhnya kawan kami yang ditangkap, 5 orang lainnya sampai saat ini belum juga diketahui siapa, sementera 5 orang lainnya sudah teridentifikasi namanya," terang Fandi saat ditemui.

Kapolres Ternate, AKBP Azhari Juanda, saat dikonfirmasi via whatsapp, mengatakan aksi yang digelar oleh FRI-WP dan KMP itu tidak ada pemberitahuan. “Sehingga perlu kami amankan dan interogasi,” terangnya.

“Kami tidak melihat mereka mahasiswa, tapi mereka adalah kelompok organisasi pembebasan Papua,” tutur Kapolres Azhari, pada Senin (2/12/19) siang tadi mengutip lentera.co.id

Kaporles juga enggan menyebut itu sebagai penangkapan, tapi pengamanan. Ada sekitar 10 orang yang “diamankan” untuk diintrogasi.

Hingga berita ini dirilis, ratusan mahasiswa masih terus datang bersolidaritas untuk mendesak agar rekan-rekannya dibebaskan.

Sebelumnya, motif penangkapan 10 mahasiswa itu berawal dari aksi yang digelar oleh puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) dan Komunitas Mahasiswa (KMP) didepan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, pada Senin, (2/12/19) pagi tadi.

Mereka menyuarakan soal hari lahirnya embrio West Papua pada 1 Desember 1961, atau 58 tahun silam dan meminta agar tahanan politik (tapol) yang ditahan di Mako Brimob, salah satunya Juru Bicara FRI-WP, Surya Anta dibebaskan.

Penangkapan Surya Anta dan rekan-rekan di Jakarta motifnya berasal dari aksi yang dilakukan di Surabaya yang berujung rasisme terhadap mahasiswa papua pada Agustus lalu.

Reporter: Ajun

1 Komentar

  1. Salut dan hormat kawan2. Terimakasih untuk aksi yang telah berlangsung walaupun berujung pada kawan2 kita ditahan.
    Semangat dan tetap solid.

    Salam juang.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama