LPM Aspirasi -- Sejumlah mahasiswa menggelar aksi di depan kantor RRI Kota Ternate pada Selasa (25/11/2025). Massa yang mengatasnamakan Aliansi Peduli Masyarakat Obi itu mendesak Harita Group bertanggung jawab atas berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Desa Kawasi, Kecamatan Pulai Obi, Halmahera Selatan.
Aksi mahasiswa yang tergabung dari berbagai organisasi ini menyusul aksi blokade jalan industri oleh masyarakat Desa Kawasi pada pertengahan November lalu terkait air bersih dan listrik. Para mahasiswa menilai Harita Nikel mengabaikan hak dan jaminan kehidupan yang lebih baik di tengah gemerlap industri nikel milik Harita Group itu.
Risal Tuahuns, Koordinator aksi, mengatakan Harita telah mengeksploitasi hasil alam Pulau Obi, yang berimbas pada ruang hidup masyarakat, harusnya mereka menjamin kebutuhan dasar masyarakat disekitar industri terpenuhi, bukan malah warga dibiarkan menderita.
“Air dan listrik merupakan bagain dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, sehingga perusahan wajib memenuhinya,” ungkap dia.
Faktanya, kata Risal, janji memenuhi kebutuhan dasar itu diingkari industri besar macam Harita. Berbanding terbalik dari kampanye dan narasi-narasi mereka di media.
“Harita Group jadi momok bagi masyarakat di Kawasi, tidak hanya persoalan lingkungan dan rusaknya ekosistem, kebutuhan dasar juga tidak dipenuhi. Krisis air bersih, harga air bersih mahal dan listrik yang padam bahkan bisa mencapai sebulan,” terangnya.
Masalah ini, menurut Risal seperti dilakukan sistematis. Perusahan dicurigaiq dengan sengaja mengabaikan janji air bersih dan memadamkan listrik.
“Persoalan air bersih sudah berlangsung lama, begitu juga dengan listrik, namun informasi yang kami himpun, akhir-akhir ini pemadaman listrik dan kosongnya air bersih bisa mencapai bulan,” jelasnya.
Risal bilang ada kecurigaan kalau Harita sengaja melakukan itu sebagai taktik agar masyarakat mau pindak ke kampung baru yang telah dibuat oleh perusahaan.
Reporter: Suritno Tahmid
Editor: Susi H Bangsa
