Mahasiswa FIB Unkhair Gelar Aksi Desak Copot Kaprodi

Massa aksi saat membentangkan spanduk protes di pelataran gedung dekanat FIB pada (17/5/2023). Foto: LPM Aspirasi/Ningsi Umasangaji.


LPM Aspirasi-- Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate desak dekan copot Sutisno Adam, sebagai koordinator program studi Sastra Inggris. Hal ini disampaikan saat gelar demo pada Rabu (17/5/2023) di pelataran gedung Dekanat FIB, Kampus II Gambesi, Ternate Selatan.

Aksi yang dimulai pukul 10.00 WIT ini, merupakan bentuk kekesalan mahasiswa Fakuktas Ilmu Budaya. Pasalnya koordinator prodi Sastra Inggris dinilai melakukan pungutan liar dengan alasan cendramata dari alumni.

Sukri M. Hamza, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIB mengatakan, pemberian cendera mata dari alumni Sastra Inggris kepada program studi merupakan bentuk pungutan liar yang membebani mahasiswa. Apalagi yang mempunyai latar belakang ekonomi kurang berkecukupan. Ini menjadi persoalan yang perlu dipertimbangkan oleh pihak fakultas. 

“Kita harus benar-benar melihat keterbatasan mahasiswa, dalam hal ini adalah latar belakang mahasiswa, ada yang menengah ke atas ada juga yang kelas bawah,” tandasnya.


Masa aksi saat melakukan orasi di depan gedung Dekanat FIB pada, Rabu (17/5/2023). Foto: LPM Aspirasi/Ningsi Umasangaji.


Sukri juga menambahkan, tiap kali ujian seminar proposal, hasil maupun ujian skripsi, mahasiswa membawa makanan. Kebiasaan sesajen ini bagian dari pungutan liar.

“Padahal dalam aturan universitas, biaya seminar proposal, hasil dan ujian skripsi sudah masuk dalam pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) sehingga tidak ada lagi pembayaran diluar UKT,” tambahnya.

Menyingkapi tuduhan pungutan liar yang beredar, Sutisno Adam, Koordinator Program Studi Sastra Inggris angkat bicara. Dia bilang hal itu merupakan inisiatif dari alumni yang bersangkutan untuk memberikan sumbangan kepada Prodi dan tidak ada paksaan apapun. 

“Dulu sumbangan yang diterima dalam bentuk buku novel, namun karena keterbatasan ruangan yang hanya mempunyai satu lemari akhirnya kita cukupkan. TV itu tidak sepenuhnya dari anggaran alumni, Itu menggunakan anggaran pribadi saya 50%,” Ungkapnya.

“Sumbangan yang dikasih juga beragam mulai dari TV, tenda dan dispenser. Itu semua mengacu pada kebutuhan Prodi. Misalnya tenda, itu berfungsi untuk keperluan kegiatan HMJ maupun English Camp,” tambahnya.

Sementara M. Ridha Ajam, Rektor Unkhair dalam hering terbuka mengatakan, jika ada yang meminta cendera mata seperti demikian lagi maka sepenuhnya dikembalikan pertimbangan dari pihak yang memberikan.

“Kembali kepada mahasiswanya mau kasih atau tidak karena itu bersifat sumbangsih yang esensi itu dari wewenang pemberinya,” jelas dia.


Reporter: Ningsi Umasangaji

Editor: Susi H Bangsa

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama