Rocky Gerung Dukung Mahasiswa dan Kritik Kebijakan Unkhair Soal DO

Rocky Gerung pegang poster yang dipegang Ikra Alkatiri di depan ratusan mahasiswa seminar (Lpmkultura/Ajun)
LPMKULTURA.COM  – Ikra S. Alkatiri berdiri menghadap ke depan sembari bentangkan poster tertulis “Saya Korban DO Sepihak” diikuti dengan kompak oleh teman-temannya dari belakang. Spanduk, poster dan pekik suara “Cabut SK DO” memenuhi acara Seminar Nasional yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Khairun (Unkhair), Rabu (8/1/2020) di ruang Aula Banau Unkhair siang tadi. 

Ikra adalah salah satu mahasiswa yang diberhentikan atau di-drop out (DO) oleh pihak Universitas Khairun (Unkhair) bersama ketiga temannya, Arbi M. Nur, Fahyudi Kabir dan Fahrul Abdullah. 

Aksi Ikra dan teman-temannya itu cukup mengejutkan Rocky Gerung, Dr. Syahrir Ibnu dan Nurdin I. Muhammad sewaktu menjadi pemateri di seminar itu. Pun di bagian depan panggung utama, tampak Wakil Rektor III, Syawal Abdulajid yang sedang mendengar pemaparan Nurdin. 

Mereka menuntut agar kampus mencabut Surat Keputusan (SK) Nomor 1860/UN44/KP/2019. SK itu dinilai sepihak oleh gabungan organisasi pergerakan mahasiswa dari Solidaritas Perjuangan Demokrasi (SPDK). Alasan kampus memberhentikan Ikra dan ketiga temannya karena ikut demo peringati 58 tahun deklarasi kemerdekaan West Papua, 2 Desember 2019 lalu di depan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. 

Protes di depan Rocky

Suasana ruang Aula Banau di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sekira pukul 12.15 WIT itu hampir gaduh. 
Protes yang dilakukan Fahyudi dan teman-temannya tak terkendali hingga menarik simpatik Rocky. 

Sontak Rocky berdiri dan mengambil mikrofon di atas meja depannya. Ia mulai menenangkan teman-teman Fahyudi yang sempat cekcok karena mendesak Rocky berbicara. 

“Oke, saya akan bahas mengenai kebebasan mimbar akademis,” kata RG sapaan akrab Rocky diatas panggung diikuti dengan tepuk tangan dari arah mahasiswa. 


Pengamat politik itu menjelaskan banyak soal kebebasan akademik dan bagaimana harusnya dilakukan Universitas – pun soal dinamisasi gerakan sosial dan kampus dalam pembangunan NKRI yang jadi tajuk seminar. 

RG memanggil Ikra dan Fahyudi maju sembari bertanya soal arti DO dan DO sepihak. 
Fahrul Abdullah, salah satu mahasiswa terkena DO (Lpmkultura/Ajun)
“Anda bisa dipersoalkan hanya karena literasi yang kacau. Jadi kita mulai dengan ketajaman membuat pamflet, membuat poster,” terang Rocky.

Kampus, kata Rocky tugasnya memfasilitasi pikiran dan dimasifkan untuk menghasilkan pikiran oposisi supaya ada dialektika. Dia berkata, mahasiswa harus duel dengan rektor dan harus beroposisi di dalam situasi metologis, bukan situasi ideologis.

“Kampus tidak boleh DO mahasiswa kerena kelakuannya, satu-satunya alasan mahasiswa di DO itu karena tidak memenuhi standar akademik kampus, itu saja,”  Kata Rocky yang sering disapa ‘bos akal sehat’ itu.


Dia bilang, mahasiswa tidak bisa di-DO bila melakukan tindakan makar. Itu urusan pengadilan.  “Mahasiswa tidak bisa di-DO karena melakukan kriminal, ada KUHP-nya, kalau buat kriminal bukan di-DO tapi ditangkap polisi," ujar Rocky di atas panggung disambut tawa dan tepuk tangan dari ratusan mahasiswa yang padati ruang itu.

"Kampus itu tempat ilmiah, kampus harus memfasilitasi pikiran alterntif, kampus yang takut pikiran independen, kampus itu dungu,” sontak gelak tawa dari kerumunan orang di ruang itu.Bagi Rocky, yang harus diadili dalam dunia akademis itu kemampuan berargumentasi, bukan perilaku dan kriminalitas, 

Penjelasan Rocky cukup membuat gundah pihak kampus karena mendukung mahasiswa dan menolak drop out di satu sisi, di sisi yang lain semangat mahasiswa yang memprotes ketika itu tampak leluasa dengan pernyataan Rocky. 

Rocky Gerung masuk ke tengah massa aksi yang melakukan protes DO dan ikut mengepal tangannya. Foto: Rajif Duchlun/cermat
Hingga seminar usai sekitar 14.00 WIT, massa mahasiswa menyambut Rocky di depan pintu keluar Aula Banau dengan yel-yel tuntutan “Kampus Unkhair Anti Demokrasi”, “Tolak DO sepihak”, “Tolak Polisi Masuk Kampus”, “Cabut SK Rektor tanpa syarat”, hingga “Turunkan Rektor Unkhair”. 

Rocky yang saat itu dikawal ketat oleh penyelenggara kegiatan, merengsek ke barisan mahasiswa lalu mengepal tangannya dan menyeru “Cabut”. Sekilas, dia langsung dibawa ke dalam mobil.

Reporter: Ajun

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama